Menteri Luar Negeri Rusia mengatakan Moskow menolak berbicara dan negoisasi dengan kelompok-kelompok teroris dan ekstremis yang berperang melawan pemerintah dan rakyat Suriah.
"Kami menolak mengadakan pembicaraan dan tidak menyarankan pihak lain untuk mengadakan pembicaraan dengan mereka atas pertimbangan prinsipil," kata Sergei Lavrov dalam wawancara dengan jaringan televisi Rusia NTV pada hari Minggu, 27/01/14, mengacu pada pemberontak dukungan asing di Suriah.
"Tujuan ini menjadi lebih prioritas mengingat ancaman teroris yang tumbuh di dalam Suriah dan sudah merebak ke Irak," kata Menteri Luar Negeri Rusia.
Lavrov lebih lanjut mengatakan, situasi di Suriah dan di perbatasannya mengharuskan adanya kompromi cepat antara pemerintah Damaskus dan oposisi agar mereka bersatu melawan ancaman teroris yang terus meningkat.
Diplomat Rusia itu lebih lanjut mencatat, Front a-Nusra, Negara Islam Irak dan Sham (ISIS), dan cabang-cabang Takfiri al-Qaeda lainnya tidak bisa terlibat dalam proses perdamaian Suriah sementara para Takfiri melakukan tindakan terorisme di Suriah.
Saat ini, pemerintah Suriah dan oposisi dukungan asing memulai pembicaraan mereka mengenai krisis Suriah di kota Montreux pada 22 Januari di tengah perselisihan yang mendalam di antara kedua belah pihak.
No comments:
Post a Comment