Reaktor nuklir
Pengoperasian reaktor air berat di kota Sentral Arak merupakan redline Iran dan negara tidak mempunyai rencana melepaskan proyek ini dengan cara apapun, demikian sumber-sumber informasi mengatakan pada hari Senin, 29/01/14, setelah beberapa pejabat AS mengklaim dimasa mendatang Iran akhirnya akan membongkar fasilitas itu.
"Reaktor Arak adalah hasil dari upaya selama 30 tahun, dan Iran tidak akan kehilangan itu, bahkan di bawah kondisi yang paling sulit sekalipun," sebuah sumber informasi yang berbicara dengan syarat anonim kepada Fars News Agency pada Senin.
Menurut sumber informasi itu, sikap radikal yang diambil oleh beberapa pejabat AS bisa membuat kebuntuan negosiasi saat ini antara Iran dan Kelompok 5+1. "Iran tidak bisa ditekan oleh Amerika, dan itu tidak akan pernah terjadi meski di masa depan," kata sumber itu.
Inspektur IAEA mengunjungi reaktor air berat Arak pada bulan Desember 2013 setelah mengadakan pertemuan dengan pejabat dari Organisasi Energi Atom Iran (AEOI).
Sebelum IAEA memulai kunjungan kepada Arak Reaktor, AEOI dalam sebuah pernyataan mengatakan, "Sebagai tanda niat baik Republik Islam Iran untuk menghilangkan kemungkinan ambiguitas tentang sifat damai program nuklirnya, memberikan respon positif terhadap permintaan yang dibuat oleh IAEA untuk mengunjungi fasilitas".
Pada pertengahan November, Direktur Jenderal IAEA Yukiya Amano dan Kepala AEOI Ali Akbar Salehi menandatangani pernyataan bersama yang menyajikan peta jalan untuk menjalin kerja sama menyelesaikan masalah yang tersisa antara kedua belah pihak.
Menurut pernyataan itu, IAEA dan Iran pada 11 November 2013 menyepakati untuk memperkuat kerjasama dan dialog untuk memastikan sifat damai program nuklir Iran melalui resolusi isu-isu yang beredar dan belum terselesaikan oleh IAEA.
"IAEA sepakat untuk terus memperhitungkan masalah keamanan Iran, termasuk melalui akses yang dikelola dan perlindungan informasi rahasia," kata pernyataan itu.
No comments:
Post a Comment