Ilustrasi (Sumber gambar BBC)
Yang namanya polusi, termasuk polusi suara alias kebisingan, sudah pasti tidak menyenangkan. Telinga yg sehat secara alamiah sudah pasti gerah dan tak betah jika digedor oleh gelegar, walaupun gelegar itu mengantarkan bunyi kalimat-kalimat sakral dan suci dari corong-corong masjid. Karena itu, tak aneh jika banyak warga sebenarnya mengeluhkan polusi yg terus menerus diproduksi oleh corong-corong masjid. Namun, mereka diam karena polusi itu sudah terlanjur berlabel Tuhan. Jadi seolah Tuhan yang setiap hari teriak-teriak dan menggedor-gedor kendang telinga orang.
Bagi saya, para produsen polusi itu bukan saja telah berbuat aniaya terhadap masyarakat, melainkan juga telah "menzalimi" Tuhan, mencemarkan nama baik Tuhan, seandainya mereka sadar akan perbuatannya. Pengeras suara tentu saja bagus, tapi harus pakai ukuran yg nyaman buat telinga orang waras.
Tentang ini, ada baiknya saya kutipkan tulisan Ketum PBNU KH Said Aqil Siradj:
Pesantren Mangli di lereng gunung Andong, Magelang, Jateng, selalu mengadakan acara pengajian rutin setiap Minggu pagi. Masyarakat akan berbondong-bondong dari berbagai penjuru daerah untuk menghadiri pengajian tersebut. Pendiri pesantren tersebut popular disebut Kiai Mangli, ulama kharismatis yang memilih hidup jauh dari kebisingan kota. Uniknya, pengajian tersebut tanpa pengeras suara. Hingga kini, sepeninggal Mbah Mangli, pesantren Mangli tetap tanpa pengeras suara saat pengajian. Tradisi yang ditularkan Mbah Mangli terus dilestarikan termasuk tanpa pengeras suara.
Contoh lagi masjid Cheng Ho di Surabaya yang mengumandangkan azan tanpa loud speaker. Pertimbangannya, pengurus masjid bertenggang rasa dengan masyarakat sekitar masjid yang banyak juga dari kalangan nonmuslim.
Penggunaan sesuatu tidak pada tempatnya justru akan menimbulkan madharat. Bahkan ada ulama yang menyebutnya sebagai bentuk kezaliman. Nabi Muhammad telah meneladankan untuk selalu bertenggang rasa dan toleransi dengan menjaga kenyamanan dan keharmonisan masyarakat. Dalam hadist bahkan disebutkan betpa Nabi Muhammad selalu bangkit dari tempat tidur secara diam-diam agar istri beliau tidak terganggu dan bangun.
No comments:
Post a Comment