Saturday, 4 January 2014

Suriah: Kemenangan Ini Berkat Iran, Rusia dan Cina

Perdana Wael al-Halqi, (AFP) 

Pemerintah Suriah berada dijalur kemenangan besar secara diplomatik berkat dukungan tak terputus dari negara-negara sahabat termasuk Rusia, Iran dan Cina, kata perdana menteri Suriah pada Selasa, 31/12/13, Yahoo melaporkan.

"Hubungan antara Suriah dan Iran yang kuat dan tangguh serta hubungan dengan negara-negara sahabat lainnya termasuk Rusia dan negara-negara anggota BRIC," kata Perdana Wael al-Halqi mengacu kepada Brasil, Rusia, India dan Cina.

Halqi membuat pernyataan itu pada sesi pertemuan akhir parlemen untuk tahun ini.

Perdana menteri Suriah itu juga secara khusus memperhatikan peran Rusia dan Cina dalam memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengecam Suriah.

"Dengan berdiri seperti itu, Suriah meraih kemenangan diplomatik pada periode sebelumnya," kata Halqi.

Tanpa dukungan ini, situasinya akan berbeda, termasuk akan lebih banyak tekanan dan agresi terhadap Suriah", tambahnya lagi.

Halqi juga merujuk pada ancaman aksi milter Amerika Serikat terhadap Suriah sebagai pembalasan atas dugaan serangan senjata kimia mematikan pada bulan Agustus dekat ibukota Damaskus.

Namun aksi militer itu tidak pernah tejadi setelah Amerika Serikat dan Rusia mencapai kesepakatan penting mengenai penghancuran senjata kimia Suriah.

"Keputusan bersejarah dan yang paling penting adalah keputusan dari Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mematuhi Konvensi Senjata Kimia," kata Halqi dan menambahkan, Suriah telah terhindar dari agresi negara-negara tertentu.

"Dukungan dari negara-negara sahabat di dunia yang dipimpin oleh Rusia, Cina dan Iran memungkinkan kita untuk menggerakkan perjanjian penghancuran industri senjata kimia."

Perdana menteri itu juga berharap, hal ini akan memungkinkan Suriah mencapai kemenangan serupa dimasa depan. "Kemenangan di masa depan termasuk pada konferensi perdamaian yang dijadwalkan berlangsung di Swiss pada 22 Januari mendatang".

Merujuk pada medan perang, Halqi mengatakan kemenangan bersejarah bagi rezim Presiden Assad.

No comments:

Post a Comment