Wednesday, 29 January 2014

Irak dan Iran akan "Tantang" Arab Saudi

Hussain al-Shahristani
Hussain al-Shahristani

Irak siap membanjiri pasar minyak global tiga kali lipat kapasitasnya untuk memompa minyak mentah pada tahun 2020 dan bekerja sama strategis dengan Iran untuk menantang Arab Saudi di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

"Kami merasa dunia perlu dipastikan bahan bakar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi," kata Hussain al-Shahristani, Deputi Perdana Menteri Irak untuk Energi kepada para delegasi industri minyak yang menghadiri konferensi energi Chatham House Middle East, demikian Telegraph melaporkan pada hari Selasa, 28/01/14.

Al-Shahristani mengatakan, saat ini Irak berencana meningkatkan kapasitas produksi minyak hingga 9 juta barel per hari (bph) pada akhir dekade untuk menggenjot peningkatan perekonomian Baghdad yang hancur oleh perang dan konflik internal.

Irak memproduksi 3 juta barel per hari pada bulan Desember, demikian menurut Badan Energi Internasional.

Niat Irak itu dimaksudkan untuk menentang status Arab Saudi sebagai produser swing di organizaiton OPEC, dan diharapkan segera melihat penurunan dramatis harga minyak global jika Baghdad memutuskan memecahkan kuota anggota dan menjual minyak mentah di pasar terbuka.

"Ini sangat sulit memprediksi permintaan minyak dunia yang sebenarnya pada tahun 2020, karena ekonomi dunia tidak dapat diprediksi," kata al-Shahristani.

Dalam tantangan lebih lanjut untuk Arab Saudi, al-Shahristani mengungkapkan, Baghdad bekerja sama dengan Iran untuk membantu menarik investasi menjelang kemungkinan pencabutan sanksi. Perusahaan minyak mengerti dan mengantri memenangkan penawaran minyak Iran.

"Iran telah berhubungan dengan kami," kata al-Shahristani. "Mereka ingin berbagi Model kontrak dan pengalaman."

Gabungan antara Iran dan Irak jelas memiliki cadangan minyak lebih besar dibanding Arab Saudi, apalagi potensi bantuan investasi internasional untuk mensesuaikan kapasitas untuk memproduksi minyak yang saat ini berada di sekitar 12,5 juta barel per hari minyak mentah.

Raksasa minyak Inggris BP dan Royal Dutch Shell juga siap untuk mendapatkan keuntungan dari rencana produksi Irak. Kedua perusahaan itu sudah mengelola dua ladang minyak besar di Irak selatan yang penting jika Baghdad mencapai tujuannya tersebut.

No comments:

Post a Comment