Pada tanggal 19 November 2013, dua serangan bom di luar Kedutaan Besar Iran di Beirut menewaskan 25 orang dan melukai lebih dari 150 lainnya.
Sumber informasi Libanon kepada al-Alam mengatakan, mereka telah menemukan informasi yang menghubungkan Majed al-Majed, komandan dari kelompok yang berafiliasi dengan al-Qaeda Brigade Abdullah Azzam yang mengaku bertanggung jawab atas serangan kepada kepala Intelijen Saudi Arabia, Bandar bin Sultan.
Al-Majed ditangkap oleh pasukan keamanan Libanon pada hari Rabu.
Dia tinggal di kamp militer Ayn al-Halwa di selatan Libanon sebelum ia meninggalkan kamp menuju Suriah bekerja sama dengan Abu Mohammad al-Joulani, amir al-Qaeda dari Front al-Nusra yang merupakan salah satu kelompok bersenjata utama di Suriah.
Menurut laporan lain, ia kembali ke Libanon dalam keadaan terluka setelah berencana meluncurkan kudeta terhadap pemimpin al-Nusra, namun kudeta itu gagal.
Menurut koresponden al-Alam, Fatima Awaza di Beirut pada Kamis, 02/01/14, al-Majed ditangkap di sebuah rumah sakit di mana ia dirawat setelah terluka dalam pertempuran di Suriah di pinggiran Dimashq.
Awaza mengatakan, pasukan keamanan Libanon melakukan tes DNA pada al-Majed untuk mengkonfirmasi identitasnya.
Dikatakan al-Majed, serangan terhadap Kedutaan Besar Iran hanyalah salah satu dari banyak serangan teroris yang dilakukan al-Majed dan bahkan berkali-kali al-Majed terlibat aksi terorisme.
Pada tanggal 3 Desember tahun lalu, Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah mengatakan Arab Saudi berada di belakang pemboman itu dan menambahkan bahwa ia sama sekali tidak ragu bahwa badan intelijen Saudi Arabia memiliki hubungan dekat dengan Brigade Abdullah Azzam.
Bandar bin Sultan banyak disebut-sebut sebagai Komandan utama beberapa kelompok Takfiri terkemuka di Suriah dan berbagai negara untuk menggulingkan pemerintah setempat, termasuk di Indonesia?.
No comments:
Post a Comment