Rudal nuklir Rusia (http://www.independent.co.uk/)
Saat perhatian Barat tercurah pada penumpukan pasukan Rusia dekat perbatasan Ukraina, pemerintah Moskow memulai latihan ofensif nuklir besar-besaran pada hari Kamis lalu (27/3).
Menurut harian Rusia, Nezavisimaya Gazeta, Pasukan Rudal Strategis Rusia memulai latihan masif tiga hari yang melibatkan 10 ribu tentara dan 1000 keping peralatan dari lebih 30 unit. Tujuan utama latihan perang itu, menurut laporan itu--yang mengutip beberapa perwira militer senior Rusia--adalah untuk memastikan Pasukan Rudal Strategis Rusia memiliki kesiapan yang cukup untuk melakukan operasi ofensif yang melibatkan penggunaan rudal nuklir secara besar-besaran dan simultan.
Global Security Newswire yang sebelumnya mengungkapkan cerita tentang latihan nuklir, juga mengutip artikel Nezavisimaya Gazeta. GSN menggambarkan latihan itu "sebagai praktik serangan nuklir berskala besar". Ditambahkan, "Para peserta latihan diperintahkan untuk menempatkan dan menyiapkan unit penembakan-rudal untuk meluncurkannya, dan menggunakan berbagai fungsi administratif dan pendukung operasi."
Seiring menurunnya kemampuan militer konvensional Rusia setelah runtuhnya Uni Soviet, Moskow pun semakin bergantung pada operasionalisasi arsenal nuklirnya. Ini tercermin dalam rangkaian dokumen keamanan Rusia. Sebagai contoh, konsep keamanan nasional Rusia pada 1997 menyatakan bahwa Rusia akan menggunakan senjata nuklirnya "dalam kasus ancaman terhadap keberadaan Federasi Rusia", entah ancaman itu datang dalam bentuk senjata nuklir atau kekuatan militer konvensional superior.
Konsep ini selanjutnya diturunkan dalam doktrin militer Rusia pada 2000, yang pertama kali dirilis selama kepresidenan Vladimir Putin. Dokumen ini mengatakan bahwa Rusia akan menggunakan senjata nuklir "dalam menanggapi agresi besar-besaran menggunakan senjata konvensional dalam situasi kritis terhadap keamanan nasional Federasi Rusia".
Ini membuka kemungkinan bahwa Rusia akan menggunakan senjata nuklirnya jika diserang. Doktrin yang sama lebih lanjut mencatat bahwa Rusia berhak menggunakan senjata nuklir dalam menanggapi penggunaan segala jenis senjata pemusnah massal terhadap dirinya.
Latihan itu barangkali memicu kekhawatiran besar Barat, khususnya Washington. Melalui latihan itu, Rusia mengirimkan pesan atas tekadnya terhadap peristiwa di Ukraina. Namun, Nezavisimaya Gazeta mengatakan bahwa latihan nuklir saat ini tidak berhubungan dengan krisis di Ukraina.
Sebagai bukti, ditunjukkan bahwa pada bulan Desember tahun lalu, komandan Pasukan Rudal Strategis Rusia telah mengatakan bahwa pasukannya sesekali akan melakukan latihan besar-besaran dan rumit selama 2014. Darinya, harian Rusia itu menyimpulkan bahwa latihan tersebut telah direncanakan selama berminggu-minggu dan benar-benar tidak berhubungan dengan ketegangan Ukraina.
Pada saat yang sama, artikel itu menututp ulasannya dengan catatan bahwa latihan itu ditujukan untuk menguji kesiapan tempur pasukan strategis Rusia, terutama dalam konteks "realitas saat ini di tengah situasi dunia".
No comments:
Post a Comment